Archive for the ‘Diabetes’ Category

Suku Inuit (juga disebut Eskimo) adalah sisa-sisa budaya “ pemburu-pengumpul” (hunter gatherer) yang mendiami daerah Kutub Utara, Alaska, Kanada dan Greenland. Mereka adalah bukti sejati ketangguhan, kemampuan adaptasi dan kecerdikan dari spesies manusia dengan gaya hidup yang unik. Mereka adalah lumbung  informasi  tentang kantung-kantung  ekologi manusia.

Weston Price, seorang dokter gigi dari Cleveland, terpesona dengan gigi mereka yang sangat rapi,  kesehatan yang secara keseluruhan sangat prima. Berikut adalah kutipan dari bukunya “Nutrition and Physical Degeneration”:

Dalam kehidupannya yang  primitip, suku ini  memberikan contoh keunggulan fisik dan kesempurnaan gigi yang tak pernah tersaingi oleh suku bangsa lain di masa lalu ataupun  sekarang …… kita juga sangat berkepentingan untuk mempelajari formula gizi mereka agar kita dapat belajar dari rahasia yang akan membantu kita , masyarakat modern yang beruntung ini yang sering disebut beradab , namun jika mungkin, menyediakan sarana untuk membantu dalam pelestarian mereka. “

Para pemburu Inuit, yang tangguh di udara dingin ini mengasup diet tradisional yang terdiri dari berbagai mamalia laut, ikan, mamalia darat  dan burung. Mereka menemukan beberapa alat yang sangat canggih, termasuk kayak, yang dasar rancangan tetap tidak berubah hingga hari ini. Kebanyakan kelompok  makan hampir tanpa makanan berasal dari tumbuhan. Makanan mereka berasal terutama dari lemak, sampai 75%, Hampir tidak ada kalori berasal dari karbohidrat. Anak-anak diberi ASI selama sekitar tiga tahun, dan makanan padat hampir sejak lahir. Seperti kelompok hunter gatherer yang lainnya, mereka bebas dari penyakit kronis saat hidup dengan gaya hidup tradisional, bahkan hingga usia tua.

Berikut adalah kutipan dari  Observations on the Western Eskimo and the Country they Inhabit ;  Catatan diambil selama dua tahun [1852 – 54] di Point Barrow, oleh   Dr John Simpson:

Orang-orang ini  [suku Inuit ] adalah tegap, berotot dan aktif, cenderung ramping tak kegendutan ataupun tak kelebihan berat badan, menyajikan penampilan yang nampak  jelas  sehat. Ekspresi wajah menampakkan humor. Dasar fisik dari kedua jenis kelamin nampak kuat. Panjang umur yang ekstrim bukannya tak dikenal , tetapi mereka tak mengindahkan jumlah tahun karena mereka tidak bisa menghitung umur mereka sendiri.

Hal yang sering saya dengar dengan diet  tinggi-lemak pada suku pemburu-pengumpul, adalah bahwa gerak badan lah yang  melindungi mereka dari kerusakan akibat  lemak. Suku Inuit dapat membantu kita mendapatkan dasar perdebatan ini. Berikut adalah kutipan dari Kanker, Penyakit Peradaban (1960, Vilhjalmur Stefánsson):

“Mereka pelahap makanan yang  besar, beberapa dari mereka, khususnya perempuan, makan setiap saat …” … Selama musim dingin perempuan Barrow ini jarang beringsut,  sedikit melakukan pekerjaan berat , namun mereka “lebih cenderung ramping daripada gemuk” [tanda kutip adalah dari antropolog Dr Yohanes Murdoch, dikutip oleh Stefánsson].

Argumen lain kadang-kadang saya dengar adalah bahwa Inuit secara genetik telah menyesuaikan diri `dengan diet tinggi lemak, padahal makanan yang sama akan membunuh orang Eropa. Hal ini tampaknya tidak demikian. Antropolog dan penjelajah Arktik Vilhjalmur Stefánsson menghabiskan beberapa tahun hidup dengan Inuit di awal abad 20. Dia dan rekan-rekan Eropa dan Amerika tumbuh dengan diet Inuit. Dokter-dokter  Amerika tidak begitu saja percaya,mereka mengolok sang penjelajah untuk hidup dengan diet lemak daging selama satu tahun, di bawah pengawasan dari American Medical Association. Sangat mengecewakan para dokter  ‘, mereka tetap sehat, tidak menunjukkan tanda-tanda penyakit kudis atau kekurangan gizi lainnya (JAMA 1929; 93:20-2). ( Beberapa lama setelah dia hanya makan daging saja sang penjelajah merasa tak kuat dan minta ditambah lemak dalam dietnya. –tambahan dari penyunting)

Namun hal lain yang menakjubkan tentang Inuit adalah struktur sosial mereka. Berikut adalah Dr John Murdoch lagi (dikutip dari Cancer, Disease of Civilization ):

Para wanita tampak berdiri di atas pondasi kesetaraan yang sempurna dengan laki-laki, baik dalam keluarga dan masyarakat. istri adalah teman abadi dan terpercaya dalam segala hal kecuali berburu, pendapat dia akan diminta dalam setiap tawar-menawar atau mengambil keputusan penting lainnya … Kasih sayang orang tua bagi anak-anak mereka adalah ekstrim, dan anak-anak tampaknya benar-benar pantas mendapatkannya . Mereka hampir tidak menunjukkan jejak kerewelan atau merajuk yang begitu umum di antara anak-anak yang beradab, dan meskipun memanjakan ke tingkat ekstrim sangat patuh. Hukuman jasmani tampaknya benar-benar tidak dikenal , dan anak-anak jarang ditegur atau dihukum dengan cara apapun.

Sayangnya, hari-hari itu sudah lama berlalu. Sejak suku Inuit mengadopsi diet makanan olahan yang modern, kesehatan dan struktur sosial suku Inuit telah memburuk secara dramatis. Kerusakan Ini terjadi pada hampir semua kelompok suku  saat Weston Price   berkunjung, dan kerusakan itu hampir terjadi pada semua suku sekarang.  Berikut catatan Price :

Dalam berbagai kelompok suku   yang tinggal di dataran Kuskokwin, ada 72 individu yang hidup secara eksklusif dengan makanan asli , pada  2.138 buah gigi hanya dua gigi atau 0,09 persen yang pernah diserang oleh kerusakan gigi. Di distrik ini ada delapan puluh satu orang telah diteliti  yang telah hidup  di bagian atau sebagian besar pada makanan modern, dan dari 2,254 gigi mereka, sebanyak  394 gigi, atau 13 persen telah diserang oleh karies gigi. Ini merupakan peningkatan karies gigi  sebanyak 144 lipat. Ketika orang Eskimo dewasa mengganti  makanan mereka dengan makanan modern … …, mereka sering mengalami pembusukan gigi yang sangat luas dan sangat menderita …. keadaan mereka sering menjadi tragis karena tidak ada dokter gigi di daerah ini.

Inuit modern juga menderita diabetes dan kelebihan berat badan. Ini telah dikaitkan dengan perubahan dalam makanan, terutama penggunaan gandum putih, gula dan minyak olahan .

Secara keseluruhan, gaya hidup yang dan diet yang dari Inuit memiliki banyak pelajaran pada kita.

  • Pertama, bahwa manusia mampu menjadi sehat sebagai karnivora.
  • Kedua, bahwa kita mampu berkembang pada diet tinggi lemak
  • Ketiga, bahwa kita mampu hidup dengan baik di lingkungan yang sangat keras dan beragam.
  • Keempat, bahwa pergeseran dari makanan alami menjadi makanan olahan, (bukan perubahan komposisi makronutrisi ), merupakan penyebab sebenarnya dari penyakit peradaban.

Diterjemahkan dari www.wholehealthsource.com

Sharman MJ, Kraemer WJ, Love DM, Avery NG, Gomez AL, Scheett TP, Volek JS.

Diet Rendah Karbo (ketogenic) , mempengaruhi secara positip penanda penyakit jantung pada pria dengan berat badan normal.
J Nutr 2002; 132: 1879-85

Laboratorium Kinerja Manusia, University of Connecticut, Storrs 06269-1110, USA.

Diet ini sangat rendah karbohidrat, tinggi lemak, cukup protein. sehingga disebut ketogenic. Diet ini populer akhir-akhir ini tetapi sedikit yang diketahui mengenai efek pada penanda Penyakit Jantung Koroner (PJK).

Studi ini meneliti efek diet ketogenic selama 6 pekan terhadap ada tidaknya PJK . Penanda PJK diukur pada sebelum dan setelah makan pada 20 orang dengan berat badan normal, laki-laki.

Karbo Protein Lemak

Diet biasa – 8 orang sebagai kontrol 47% 17% 32%

Diet tinggi lemak – 12 orang 8% 30% 61%

Duabelas makan lemak tinggi, 8 orang makan seperti biasa sebagai kontrol. Lipid darah, ,insulin, ukuran partikel LDL, LDL teroksidasi, sebelum makan dan trigliserit, insulin setelah mengasup makanan tinggi lemak diukur, untuk menentukan response makanan itu.

Hasilnya : Ada penurunan yang signifikan dalam serum TAG (-33% ) puasa , penurunan lipid darah setelah mengasup makanan tinggi lemak (lipemia postprandial) sebesar (-29%), dan penurunan konsentrasi serum insulin puasa (-34%) setelah orang itu mengkonsumsi makanan tinggi lemak. Serum total kolesterol, LDL kolesterol dan LDL-teroksidasi tidak terpengaruh dan HDL kolesterol cenderung meningkat dengan diet ketogenic ini (11,5%; P = 0,066).
Pada subyek yang berkecenderungan partikel LDL nya kecil, partikel LDL pola B, ada peningkatan yang signifikan dalam rata-rata diameter partikel LDL dan persentase LDL-1 setelah ketogenic diet. Tidak ada perubahan signifikan dalam lipid darah pada kelompok kontrol.

Studi ini adalah yang pertama mendokumentasikan efek diet ketogenic puasa dan postprandial terhadap penanda PJK yang independen terhadap penurunan berat badan.

Hasilnya menunjukkan bahwa, dalam jangka pendek ketogenic diet, tidak memiliki efek merugikan pada profil risiko PJK dan mungkin malah memperbaiki kelainan proses penumpukan lemak.

# KOMENTAR : Saat dengar diet tinggi lemak langsung terpikir kolesterol pasti naik, apalagi lemaknya 61% dari kebutuhan kalori harian.Namun, ……..justru ternyata sebaliknya.

Berikut ini ringkasan hasil penelitian mereka :
# Lemak darah (trigliserit) turun – 33 %
# Tingkat lipid darah (LDL) setelah asupan lemak turun -29%
# Insulin setelah makan turun – 34 % (Postprandial insulin)
# HDL naik 11,5%
# Total kolesterol tidak berubah